Pages

Monday, April 28, 2008

Orang Bodoh Vs Orang Pintar

Orang bodoh sulit dapat kerja, akhirnya di bisnis. Agar bisnisnya berhasil, tentu dia harus rekrut orang Pintar. Walhasil Bosnya orang pintar adalah orang bodoh.

Orang bodoh sering melakukan kesalahan, maka dia rekrut orang pintar yang tidak pernah salah untuk memperbaiki yang salah. Walhasil orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk keperluan orang bodoh.

Orang pintar belajar untuk mendapatkan ijazah untuk selanjutnya mendapatkan kerja. Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk membayari proposal yang diajukan orang pintar.

Orang bodoh tidak bisa membuat teks pidato, maka di suruh orang pintar untuk membuatnya.

Orang bodoh kayaknya susah untuk lulus sekolah hukum (SH). oleh karena itu orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk membuat undang-undangnya orang bodoh.


Sunday, April 27, 2008

Sekolah Impian Masa Depan

Berani bermimpi, begitulah makna yang kutangkap dari novel tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Kisah hidupnya yang memukau dalam untaian novel setebal ratusan halaman lahap kubaca, tak ingin jeda. Akhir pekan ini kugunakan waktuku semua untuk menuntaskan novel yang luar biasa ini.

Mengenai impian, secara sadar atau tidak sering akan menjadi kenyataan dalam hidup. Setidaknya itu yang kualami.

Dahulu sekali, sebelum aku membaca buku Berpikir dan Berjiwa Besar karya David J Schwartz, aku sering membaca buku buku milik Oom yang banyak bertumpun di lemari kayu buatan sendiri, lemari yang dibuat tanpa seni sama sekali, tidak diketam supaya halus, apalagi dicat. Namun lemari atau tepatnya rak buku raksasa tersebut sangatlah kokoh, berukuran panjang dua meter, tinggi satu setengah meter, serta kedalaman setengah meter. Disitulah buku buku milik Ibuku dan saudara saudaranya yang berjumlah sembilan orang disimpan. Aku tidak ingat apa judul buku itu, tapi rasanya seperti buku pelajaran anak SD, tebakanku itu buku Bahasa Indonesia. Buku tersebut memuat banyak sekali cerita, dari cerita Malin Kundang, Budaya dan Negeri Minangkabau, sampai cerita shock culture orang kota yang berlibur ke pedalaman Mandailing.


Wednesday, April 02, 2008

Ayo ke Bank

Slogan ini dibuat oleh Bank Indonesia untuk sebagai kampanye kepada masyarakat untuk lebih rajin menabung ke bank. Salah satu brosurnya seperti gambar di atas. Menampilkan seorang anak kecil yang sedang menabung di celengan ayam. Sepertinya BI mau meracuni pikiran anak2 sebagaimana pikiran kita sewaktu kecil.

Isi dari brosur tersebut sebenarnya standar bank biasa. Dimulai dari pengantar yg menyatakan bahwa sejak kecil kita diajarkan menabung, dan kalau menabung di celengan itu bahaya, bisa hilang. Terus uang kita tidak bertambah karena tidak dapat bunga.

Kemudian dijelaskan tentang Apa Itu Tabungan? Di mana tempat menabung yg aman? Jawabannya tentu saja Bank. Uangnya dijamin oleh lembaga penjamin simpanan.

Info lainnya seperti, bagaimana membuka tabungan, setoran awal, saldo minimum, buku tabungan, kartu atm, BUNGA (!), biaya administrasi, keuntungan menabung, terakhir slogan:

Ayo ke Bank! Menabung Membuat Kalian Menjadi Mandiri

Apa masalah dari brosur tsb? Tentu saja, seperti sebagian besar iklan yg beredar di indonesia (seperti iklan tarif telp seluler), info yg diberikan sama sekali tidak lengkap, cuman yg baik2 saja.

Apa info yg tidak ditampilkan?

1. INFLASI uang kertas. Bank tidak pernah melakukan edukasi ke masyarakat tentang apa itu inflasi. Dan fakta yang jelas bahwa tingkat inflasi jauh lebih besar dari pada bunga bank + administrasi.

2. Yg paling parah. RIBA. Tentu saja bank tidak mau mengakui bahwa bunga adalah salah satu dari RIBA. Dosa besar dalam semua agama.

Dua itu saja sudah cukup untuk mendidik anak kita dan kita sendiri untuk MENGHINDARI bank sebagai sarana untuk menabung. Belum dihitung dosa RIBAnya.

Nah, meniru slogan tersebut:

Ayo Ke Bank! Ambil semua tabungan anda! Menabunglah dalam dinar dan driham. Tanpa Riba, Tanpa Inflasi.

Sumber: http://wakalasauqi.blogspot.com
Filosofi Sekeping Dinar Emas [Bagian 2 dari 2 tulisan]

Bismillahirrahmanirrahim

Melanjutkan bahasan pertama tentang Filosofi Sekeping Dinar Emas, pada kesempatan ini penulis berusaha memaparkan satu demi satu poin-poin yang telah diungkapkan pada tulisan pertama. Segala keterbatasan ilmu dan cara penyampaian, bukan hal yang harus menyurutkan usaha kita menyampaikan kebenaran

Beberapa filosofi yang telah dan sayangnya baru kita sadari [termasuk penulis] dibalik sekeping Dinar dirham, bahwa Allah menginginkan manusia:

1. Tidak menunda-nunda penunaian kewajiban kepada orang lain.
Kita semua adalah makhluk sosial, jadi tidak akan luput dari butuh bantuan orang lain. Adakah diantara kita yang tidak pernah berhutang (minta bantuan finansial) kepada orang lain? Walau hanya sebentar. Kalau Anda demikian, mungkin Anda adalah orang yang sangat beruntung karena tidak pernah mengalami kesulitan finansial. Namun pada saat yang sama hidup Anda juga sangat menyedihkan! karena tidak pernah merasakan indahnya bantuan yang ikhlas dari teman/saudara tanpa pamrih sama sekali. Itu hal luar biasa, yang hanya bisa dinikmati orang-orang yang pernah memberi dan menerima bantuan ikhlas.

Sebagai bahan intropeksi (silahkan tanya diri masing-masing), pernah kah kita menunda atau sedikit memperlabat pembayaran hutang/kewajiban kepada teman, rekan bisnis dan orang lainnya yang telah berbaik hati meringankan beban kita, baik secara personal maupun profesional. Tidak perlu menunjuk hidung orang lain, penulis sendiri sebelum berinteraksi dan berusaha memahami makna dibalik sekeping dinar ini telah banyak melakukan kekhilafan dalam hal ini, baik disadari maupun tidak.

Jika kita mengamati betapa cepatnya nilai KERTAS (FIAT MONEY, red) yang kita pegang hari ini merosot terhadap ukuran nilai harta yang paling adil dan insya Allah terjaga seperti Dinar emas, kita akan menyadari betapa zolimnya kita selama ini telah menunda-nunda pembayaran hak orang lain. Jangankan hitungan tahun, bulan atau minggu, dalam hitungan hari saja telah begitu besar kerugian yang harus diderita oleh orang baik (yang telah membantu kita), apalagi jika sampai tidak berniat membayarnya sama sekali hingga berbohong, sembunyi dan cara konvensional lainnya.

Mari kita amati, saat artikel ini ditulis rate dinar adalah Rp. 1.274.138,- [mengacu pada rate di wakala hari jum'at siang 14 maret 2008, berdasarkan panduan dari WITO]. Masih mengacu kehari jum'at karena tidak ada transaksi dan rate baru perdagangan emas pada hari sabtu dan minggu. Padahal pada jum'at pagi rate dinar masih Rp. 1.269.954,- artinya jika kita menunda pembayaran yang seharusnya pagi namun baru bisa sore, dalam 1 dinar kita telah merugikan orang Rp. 4.544,-/keping dinar. Dibandingkan rate hari kamis pagi yang masih Rp. 1.245.449,- berarti 'hanya' penundaan 1 hari kita telah merugikan saudara kita Rp. 28.689,-/keping dinar (uang setara 1 dinar) !!. Jika kita tarik waktu yang 'sedikit' lebih mundur lagi, 1 minggu yang lalu (jum'at siang 7 maret 2008) harga dinar masih Rp.1.238.657,- ini artinya kerugian yang mereka derita akibat ulah kita adalah Rp. 49.938,-/keping dinar, masya Allah. Belum puas? 6 bulan yang lalu sekitar bulan september 2007 saat 1 dinar masih sekitar Rp. 8xx.xxx,- artinya telah terjadi penurunan harga KERTAS BERLABEL (FIAT MONEY) sekitar 50% !!. Atau bandingkan dengan tahun 2005 yang masih Rp. 550.xxx,- atau tahun-tahun sebelumnya.

Tidak heran dalam sebuah hadits kita sangat dilarang menunda-nunda pembayaran.
Rasulullah s.a.w. bersabda yang maksudnya:
"Penundaan hutang bagi mereka yang mampu adalah satu kezaliman." (Riwayat Bukhari - 41/585).

Jadi, telah berapa lama Anda/kita sengaja maupun tidak sengaja telah menunda hak orang lain? Berapa kerugian mereka akibat kezaliman kita? Kitalah yang lebih tau :D

2. Tidak terjadi penumpukan harta pada segelintir orang tanpa bermanfaat sedikitpun bagi kemaslahatan ummat.
Kalau ada pertanyaan 'apa sih perbedaan antara 'uang' saat ini dengan dinar dirham?' Jawabannya akan banyak sekali. Namun penulis lebih memilih jawabannya adalah uang kertas (fiat money) dibuat demi memuluskan keserakahan manusia dan penindasan terhadap pihak yang lemah sementara dinar dirham untuk keadilan dan kemaslahatan bersama. Sejauh itukah? Dengan sangat yakin penulis akan jawab 'Ya'.

Bayangkan saat ini Anda memiliki uang sekitar Rp. 1,2 Milyar, sementara saya punya 1000 keping dinar (yang jelas saya nggk punya dinar sebanyak itu :D). Secara manusiawi, iming-iming keamanan menyimpan, pertumbuhan uang (bunga), rezeki nomplok hasil undian dan lain-lain [walaupun pada kenyataannya itu cuma tipuan sesaat] akan sangat menggoda nafsu keserakahan kita sebagai manusia. Setidaknya dari deposito Bank Anda mendapat janji uang Anda akan beranak pinak sekitar Rp. 60.000.000,-/tahun. Woowww tipuan yang sangat menggiurkan. Tidak perlu susah-susah digunakan untuk usaha di sektor riil. Tidak perlu ambil resiko modal dibawa kabur teman atau resiko usaha gagal hingga bangkrut. Taruh di Bank dan beres, sekitar 5 jt/bulan cukuplah untuk biaya hidup, tinggal ongkang-ongkang kaki.

Bagaimana dengan 1000 keping dinar saya? Jangan harap deh bakal jadi 1050 dinar tahun depan. Boro-boro akan bertambah 'sendiri' atau bahkan dapat hadiah rezeki nomplok. Jika 1000 keping dinar tersebut hanya disimpan saja, tahun depan pasti tidak bertambah malah akan berkurang menjadi tinggal 975 keping dinar. Kok bisa? Karena disana ada kewajiban zakat sebesar 2,5%. Hal ini telah pernah juga dibahas oleh mas Ricky pada artikel sebelumnya. Demikian juga untuk tahun-tahun berikutnya dinar tersebut akan terus berkurang. Itu jika kita masih tau dan peduli dengan IBADAH WAJIB zakat yang belakangan mulai diabaikan oleh kaum yang masih berani mengaku muslim. Jadi, satu-satunya cara jika kekayaan berupa dinar tersebut ingin bertambah atau minimal jumlahnya tetap adalah digunakan untuk usaha di sektor riil. Jika belum biasa atau tidak sempat mengelola sendiri, usahakan bekerjasama dengan orang yang amanah dan ahli dibidangnya. Insya Allah dinar (kekayaan) itu akan jauh lebih berkembang dan bermanfaat bagi banyak orang. Islam tidak pernah melarang manusia menjadi kaya, justru sebaliknya disuruh kaya, yang dilarang adalah tamak dan mau kaya sendiri.

3. Terjadi interaksi dan kerjasama yang baik dalam perdagangan maupun usaha lain di sektor riil, BUKAN MONETER!!.
Ini masih berkaitan erat dengan poin ke-2, jika ingin harta kita bertambah atau sederhananya jika Anda ingin kaya. Satu-satunya cara; jadilah PENGUSAHA, minimal sebagai investor yang bekerjasama dengan orang lain yang membutuhkan modal dengan prinsip bagi hasil (dan siap-siap juga bagi rugi :D). Bagaiman dengan karyawan atau pegawai yang bergaji besar? Jika Anda adalah orang yang masih mau mengindahkan rambu-rambu agama halal-haram, sangat kecil peluang Anda menjadi orang kaya (raya) melalui jalur konvensional ini, tidak peduli 'sebesar apapun' gaji Anda sebagai pegawai tersebut. Untuk yang satu ini (pegawai atau usaha sendiri), penulis akan berusaha membuat artikel khusus dengan tema ini nantinya, semoga dimudahkan Allah.

Jika jalur satu-satunya untuk menjadi kaya adalah usaha di sektor riil, ini berarti kita akan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai keuntungan yang halal. Akan banyak lapangan pekerjaan baru, dan makin banyak orang yang menikmati kekayaan Anda tanpa Anda dirugikan sedikitpun.

Berbeda dengan ekonomi moneter, disaat harta Anda 'sedikit' bertambah oleh bunga bank, pada saat yang sama pula banyak orang yang mederita hingga terpaksa menjadi budak pekerjaan, rumahnya disita, bunuh diri bahkan jual diri untuk sekedar membayar bunga pinjaman mereka yang jauuhhh lebih besar. Contoh paling nyata: Indonesia!! Yang tahun demi tahun anggaran belanjanya sebagian besar terkuras hanya untuk membayar BUNGA hutangnya.

4. Bisa memberi kepercayaan kepada orang lain dan menjaga amanah
Poin ke-4 ini masih saudara kandungnya poin ke-3. Bagaimana mungkin kita bekerjasama, berusaha bersama jika tidak ada kepercayaan?. Maukah Anda menitipkan uang Rp. 1,2 Milyar Anda kepada saya untuk dijadikan modal usaha? Jawabannya tentu tergantung seberapa percaya Anda bahwa saya bisa menjaga amanah dan seberapa mampu menjadikan harta tersebut menjadi bermanfaat dan berkembang secara baik.

Sebagai wirausaha kita juga butuh pegawai-pegawai baru yang membawa ide-ide segar demi akselerasi usaha, seiring dengan kemajuan usaha itu sendiri. Bagaimana mungkin kita merekrut pegawai jika tidak percaya dan yakin akan kejujuran dan kapasitasnya? Demikian juga sebaliknya, bagaimana mungkin mereka mau menjadi pegawai Anda jika tidak yakin dengan itikad baik Anda untuk memperbaiki nasib mereka. Kalau kondisi Indonesia saat ini tentu saja sebuah anomali, dimana dengan terpaksa orang mau bekerja layaknya seorang budak karena tidak ada pilihan lain sama sekali. Tragis memang. Sad but true.

Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka kita harus bisa memberi kepercayaan kepada orang lain. Sebagai sebuah keseimbangan, kita juga harus berani dan bisa menjaga amanah orang lain.

5. Tidak menjadi budak UANG, apalagi sampai menjual diri, kehormatan dan Agama.
Dengan uang KERTAS sangat mudah menciptakan generasi budak. Karena kaum kapitalis bisa membuat orang bekerja pontang-panting siang malam, kemudian dibayar dengan KERTAS yang bertuliskan angka, yang selanjutnya harus segera Anda serahkan ke Bank sebagai cicilan atas kredit-kredit yang semula menjanjikan kemudahan.

Hanya diperlukan sebuah mesin percetakan dan sebatang pohon untuk membayar keringat dan darah Anda. Demikian juga hasil bumi berupa minyak, rempah-rempah, buah-buahan, hasil tambang dan lain-lain dari Indonesia cukup dibayar dengan kertas bergambarkan bule sedang tersenyum yang bahkan [mungkin saja] bahan bakunya dari pepohonan dari Indonesia.

Sederhana sekali, jutaan buruh dibayar dengan kertas, jutaan TKI dibayar dengan kertas. Gampang, tinggal cetak. Akibatnya? Luar biasa, volume uang yang semakin banyak membuat harga barang tiba-tiba mencekik Anda. Persaingan hidup lebih keras, hutang melilit pinggang dan diburu-buru algojo [debt collector]. Lengkap sudah, harga diri, anak istripun bisa digadaikan. Tak terkecuali agama.

Coba kita meminta bayaran atas jerih payah dan sumber daya alam kita dalam standar emas, akan lain lagi ceritanya.

6. Tidak terjadi perdagangan uang dengan uang, apalagi spekulasi mata uang.
Perbedaan nilai uang hampa sangat merugikan negara-negara miskin dan lemah (salah satunya Indonesia). Perbedaan ini dengan mudah direkayasa oleh segelintir orang yang berkuasa. Dalam waktu singkat, tanpa menambah hutang secara aktif tiba-tiba hutang negara-negara miskin bertambah dengan sendirinya, hanya karena kurs mata uangnya tiba-tiba melemah. Disana ada sebuah 'kekuatan gaib' yang seringkali dilindungi oleh segelintir 'orang pintar' di negara miskin tersebut. Hal ini diperparah lagi oleh para spekulan dan pedagang valas yang suka memancing di air keruh.

Sebagi ilustrasi, menurut informasi dari website resmi bank indonesia, cadangan devisa Indonesia tanggal 29 Februari 2008 sebesar US$ 57,125,000,000. (57,125 milyar dollar) ini setara dengan 1.829 ton emas murni [harga 1 troy oz =US$ 971,5, troy oz = 31,103 gram]. Namun jangan heran jika dalam waktu sangat singkat cadangan devisa kita tiba-tiba hanya setara 1.000 ton emas murni dalam waktu sekejap. Tanpa Indonesia melakukan kesalahan apapun. Hal ini disebabkan runtuhnya hegemoni nilai US$, 'uang kertas' yang disimpan sebagai cadangan devisa tersebut.

Jikalau standar uang dan cadangan devisa kita adalah emas, demikian juga dengan negara-negara miskin lainnya, tentu tidak akan semudah itu bisa 'dijajah', dijarah, diambil kekayaan alamnya dengan imbalan tumpukan kertas yang kemudian tanpa diketahui sebab nilainya terus merosot sendiri hingga sebuah negara kolaps.

Bagaimana dengan dinar irak yang belakangan ini santer terdengar sebagai sebuah investasi menggiurkan? Halah...itu juga cuma uang kertas. Bukan investasi melainkan spekulasi, bahkan lebih parah lagi itu adalah spekulasi tidak berdasar. Singkatnya itu hanya INVESTASI BUAT ORANG LUGU, bahasa halus untuk INVESTASI ORANG TOLOL yang gampang dikibuli!!. Sudah uang kertas, spekulasi, tanpa perhitungan, kena kibul lagi. Di akhirat kena hukuman pula.

7. Tidak terjadi kesenjangan sosial yang curam dan kita bisa menjadi hamba Allah yang merdeka
Dengan demikian adil dan terjaganya nilai dinar dan dirham serta kandungan maknanya yang dapat menuntun kita agar berbuat adil, tidak serakah, berwirausaha dan saling percaya, tidak akan sulit menghilangkan gaps kesenjangan sosial yang selama ini mengakibatkan banyak efek negatif. Disisi lain, ini akan memudahkan kita agar menjadi hamba Allah yang benar-benar merdeka, lepas dari sifat egois, serakah dan menjadi budak harta.

Wallahu'alam
Ada hikmah lain yang belum terungkapkan pada tulisan ini? Silahkan Anda buat tulisan juga untuk bisa dimuat disini
Devid Hardi

Sumber: http://wakalasauqi.blogspot.com

Filosofi Sekeping Dinar Emas [Bagian 1 dari 2 tulisan]

Filosofi Sekeping Dinar Emas [Bagian 1 dari 2 tulisan]

Bismillahirrahmanirrahim

Dinar emas dan Dirham perak telah terbukti mampu menjaga nilainya. Selama berabad-abad perkembangan peradaban manusia, banyak sejarah dan fakta yang dapat menjadi rujukan tentang hal ini. Sangat berbeda dengan FIAT MONEY (uang hampa/uang kertas) yang baru saja berkarir kurang lebih 1 (satu) abad namuh telah penuh dengan catatan kegagalannya, sudah tidak terhitung berapa kali hyper inflasi telah membuat negara-negara bangkrut tidak saja negara-negara miskin seperti bangladesh, afrika, yugoslavia dan [terpaksa menulis ini juga] Indonesia!!. Bahkan negara-negara kuat semacam amerika, jerman, swiss dan lain-lain pun telah merasakan ganasnya akibat keserakahan yang diwakili oleh UANG HAMPA tersebut.

Tidak heran jika banyak rakyat kecil yang dirugikan oleh sistem UANG HAMPA ini. Logikanya sangat sederhana, jika sebuah negara saja, yang nota bene memiliki banyak tokoh dan orang pintar, bisa kolaps!! apalagi cuma kita, masyarakat dengan pengetahuan terbatas dan dengan mudahnya dibodohi/ditipu. Nggak percaya? Coba tanya para pakar di negara tetangga Republik Mimpi.

Sangat logis jika kita berusaha menyelamatkan hasil jerih payah kita. Menyelamatkan sedikit uang yang bisa disisihkan dari hasil ‘banting tulang’, peluh bahkan darah. Demi sebuah harapan dimasa depan; demi pendidikan anak, demi kehidupan yang lebih baik, untuk modal usaha, naik haji, dan rencana-rencana mulia lainnya. Tapi nyatanya hasil jerih payah yang telah dikumpulkan selama bertahun-tahun, sedikit demi sedikit habis. Alih-alih jadi bukit, eh lama-lama malah menjadi habis sendiri; fenomena ajaib yang masih sangat sulit dimengerti masyarakat. Rakyat hanya tau tiba-tiba uang mereka tidak cukup lagi hanya untuk membeli beras, minyak goreng bahkan (maaf) sekedar untuk buang air di toilet umum. Menyedihkan.

HUKUM ALAM: Suatu benda atau kondisi akan berusaha kembali ke kondisi hakiki/awalnya

Saat ini, tingkat kepercayaan terhadap UANG HAMPA terus menurun bahkan mencapai titik nadirnya. Ibarat manusia, asal dari tanah akan kembali ketanah, pada UANG KERTAS asal dari NOL pasti kembali ke NOL BESAR. Ini merupakan sunnatullah, Hukum Alam. Benda yang diam jika digerakan akan kembali diam. Cairan diam yang diaduk akan berusaha kembali tenang. Benda benda di bumi yang dilemparkan keatas, akan turun kembali. Jadi selembar kertas yang terbuat dari kayu kemudian diberi angka dan dihargai layaknya logam mulia pasti akan kembali mencapai nilai kertas/kayu tersebut.
Saat ini banyak pelaku bisnis dan juga individu yang tidak lagi mau menyimpan uangnya dalam bentuk kertas, ramai-ramai mereka kembali ke EMAS, PERAK dan investasi komoditas lainnya. Bahkan penulis sangat yakin, para ekonom pintar yang sangat gigih memperjuangkan konserp UANG HAMPA sekalipun, secara diam-diam juga ‘memborong’ emas demi menyelamatkan hartanya. Fenomena ini juga telah terjadi di Indonesia, tentu saja di negara-negara lain telah lebih dulu menyadari. Hasilnya bisa dilihat dengan mudah, US$ sebagai Mbahnya FIAT MONEY sedang terjun bebas dengan parasut yang kuncup. Yang lebih tragis lagi, pada saat [hampir] semua mata uang dinegara lain menguat terhadap US$, Rupiah malah tambah loyo terhadap US$, apalagi terhadap emas!!.

Hakikat Dinar Dirham Islam

Bagaimana dengan Dinar dan Dirham? yang notabene unsur utamanya emas dan perak. Bolehkah jika kita menjadikan Dinar dan Dirham sebagai tabungan yang lebih adil dan aman. Atau masih bolehkah jika uang jutaan, milyaran bahkan mungkin triliun rupiah kita selamatkan dalam bentuk Dinar dan Dirham?. Secara prinsip tidak ada yang salah jika kita berusaha menabung dalam Dinar Dirham, bahkan sangat baik. Kalau dalam jumlah banyak? Masih boleh, tapi pasti ada konsekuensinya.
Dinar emas memang media penjaga nilai yang paling tahan banting. Simpanan dalam Dinarpun sah-sah saja. Namun pada kenyataannya sangat banyak filosofi yang terkandung dalam sekeping koin emas tersebut. Banyak hikmah yang dapat kita ambil, jika saja masih MAU dan MAMPU berfikir. Beberapa filosofi yang telah dan sayangnya baru kita sadari [termasuk penulis] dibalik sekeping Dinar dirham, bahwa Allah menginginkan manusia:
1. Tidak menunda-nunda penunaian kewajiban kepada orang lain. Terutama masalah uang, hutang dan pembayarannya.
2. Tidak terjadi penumpukan harta pada segelintir orang tanpa bermanfaat sedikitpun bagi kemaslahatan ummat. Tidak terjadai KESERAKAHAN harta. Ini bukan berarti tidak bisa atau tidak boleh kaya.
3. Terjadi interaksi dan kerjasama yang baik dalam perdagangan maupun usaha lain di sektor riil, BUKAN MONETER!!.
4. Bisa memberi kepercayaan kepada orang lain (bagi yang punya kelebihan harta) dan menjaga amanah (bagi yang menjalankan usaha).
5. Tidak menjadi budak UANG, apalagi sampai menjual diri, kehormatan dan Agama.
6. Tidak terjadi perdagangan uang dengan uang, apalagi spekulasi mata uang.
7. Tidak terjadi kesenjangan sosial yang curam.
8. Menjadi hamba Allah yang merdeka.
9. Dan tentu masih banyak lagi yang belum diungkapkan pada tulisan sederhana ini maupun yang belum bisa kita pahami karena keterbatasan ilmu.

Wallahu’alam.....
Pada bagian ke-2 tulisan tentang Filosofi Sekeping Dinar Emas, penulis akan mencoba membahas satu demi satu beberapa makna/filosofi dibalik Dinar dirham tersebut, Insya Allah.
Bersambung.....

Sabtu 15 Maret 2008

Devid Hardi

Sumber: http://wakalasauqi.blogspot.com

Sekilas Dinar Dirham

Sekilas Dinar Dirham

Dinar adalah koin emas 22 karat (91.7%) dengan berat 4,25gram berdiameter 23mm.
Dirham adalah koin perak murni dengan berat 2.975 gram.

Dinar/dirham adalah salah satu alternatif mata uang yang tahan inflasi, tidak seperti mata uang kertas lainnya seperti rupiah. Dinar dapat digunakan sebagai alat tukar untuk melakukan transaksi bisnis, sebagai tabungan/investasi, pembayaran zakat, dan dapat digunakan sebagai mahar/mas kawin untuk menikah.

Pada awalnya, dinar merupakan mata uang Romawi, dirham merupakan mata uang Persia. Penggunaan dinar/dirham diadaptasi oleh kaum muslim di zaman Rasulullah SAW. Kemudian, standar dinar/dirham ditetapkan oleh Khalifah Umar bin Khattab sehingga menjadi standar sampai saat ini.

Dinar/dirham merupakan mata uang yang tahan terhadap inflasi. Sebagai bukti, pada zaman Rasulullah SAW, harga 1 ekor kambing adalah 1 dinar, sekarang, satu ekor kambing juga berharga sekitar 1 dinar. Harga 1 ekor ayam dahulu 1 dirham, sekarang juga sekitar 1 dirham. Tidak ada perubahan nilai tukar yg cukup berarti pada dinar/dirham. Berbeda apabila kita bandingkan dengan uang kertas misalnya Rupiah. Daya beli rupiah 10 tahun lalu dan sekarang merosot dengan tajam akibat inflasi.

Dinar/dirham dapat digunakan oleh siapa saja. Tidak hanya kaum muslim, non-muslim pun dapat memanfaatkan mata uang ini.

Sumber: http://wakalasauqi.blogspot.com

Swift Code Bank di Indonesia

Swift Code Bank di Indonesia

Bagi anda yang ingin menerima kiriman uang dari luar negeri, anda akan memerlukan SWIFT Code (SWIFT: Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication). Berikut adalah beberapa Swift Code bank di Indonesia.

ABN AMRO Bank: ABNAIDJA
Hagabank: HAGAIDJA
Bank Artha Graha: ARTGIDJA
Bank Bumiputera Indonesia: BUMIIDJA
Bank Bumi Arta Indonesia: BBAIIDJA
Bank Buana Indonesia: BBIJIDJA
Bank Danamon: BDINIDJA
Bank Mandiri (not Bank Syariah Mandiri): BEIIIDJA
Bangkok Bank: BKKBIDJA
Bank Niaga: BNIAIDJA
Bank Negara Indonesia (BNI): BNINIDJA
Bank BNP Paribas Indonesia: BNPAIDJA
Bank Resona Perdania: BPIAIDJA
Bank Rakyat Indonesia (BRI): BRINIDJA
Bank Bukopin: BBUKIDJA
Bank Central Asia (BCA): CENAIDJA
Deutsche Bank AG: DEUTIDJA
Bank Mizuho Indonesia: MHCCIDJA
Hongkong and Shanghai Banking (HSBC): HSBCIDJA
Bank Internasional Indonesia (BII): IBBKIDJA
Bank Indonesia: INDOIDJA
Lippobank: LIPBIDJA
Bank NISP: NISPIDJA
Pan Indonesia Bank: PINBIDJA
Bank Rabobank International Indonesia: RABOIDJA
Bank UFJ Indonesia (formerly Bank Sanwa Indonesia): SAINIDJA
Bank Swadesi: SWBAIDJA
Bank Tabungan Negara (BTN): BTANIDJA
Bank UOB Indonesia: UOBBIDJA
Bank Permata: BBBAIDJA
Bank Maybank Indocorp: MBBEIDJA
Bank Chinatrust Indonesia: CTCBIDJA
Woori Bank Indonesia: HVBKIDJA
Bank Sumitomo Mitsui Indonesia: SUNIIDJA
Bank Finconesia: FINBIDJA
Bank OCBC Indonesia: OCBCIDJA
Bank Kesawan: AWANIDJA
Bank Commonwealth: BICNIDJA
Bank Ekonomi Raharja: EKONIDJA
Bank DBS Indonesia: DBSBIDJA
Bank CIC International (formerly Bank Century Intervest Corp): CICTIDJA
Bank Ekspor Indonesia: BEXIIDJA
Bank Mega: MEGAIDJA
Bank of China, Jakarta Branch: BKCHIDJA
Bank Syariah Mandiri (not Bank Mandiri): BSMDIDJA

Friday, February 01, 2008

Kode Bank Umum di Indonesia Untuk Tarik Uang dari Paypal

Kamu kamu udah pada tahu kan kalau Paypal sekarang udah bisa tarik duit langsung ke bank bank di Indonesia? Penarikan uang ini gratis untuk jumlah diatas Rp 1.500.000,00 atau kena biaya Rp 16.000,00 untuk penarikan dibawah jumlah itu.

Kamu perlu memasukkan informasi rekening bank kamu termasuk kode bank nya. Kode bank yang dimaksud adalah kode kliring yaitu kombinasi tiga angka sandi bank yang diberikan oleh Bank Indonesia, ditambah empat angka sandi bank tempat kamu membuka rekening. Kode ini tidak sama dengan SWIFT yang mempunyai delapan digit berupa abjad.

Di bawah ini adalah daftar sandi atau kode bank di Indonesia yang saya dapetin dari situs BI. Selamat narik duit dari paypal ya, traktir kalau udah berhasil, OK? :D

A Sandi Bank Di Indonesia
I. Bank Persero
1 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 002
2 PT. Bank Ekspor Indonesia (Persero) 003
3 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk 008
4 PT. Bank Negara Indonesia 1946 (Persero) Tbk 009
5 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) 200

II. Bank Swasta Nasional
1 PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk 011
2 PT. Bank Permata, Tbk 013
3 PT. Bank Central Asia Tbk 014
4 PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk 016
5 Pan Indonesia Bank Ltd., Tbk 019
6 PT. Bank Arta Niaga Kencana, Tbk 020
7 PT. Bank Niaga, Tbk 022
8 PT. Bank Buana Indonesia, Tbk 023
9 PT. Lippobank, Tbk 026
10 PT. Bank Nilai Inti Sari Penyimpan , Tbk 028
11 PT. Bank Bumi Arta 076
12 PT. Bank Artha Graha 085
13 PT. Bank Ekonomi Raharja 087
14 PT. Bank Antardaerah 088
15 PT. Haga Bank 089
16 PT. Bank Ifi 093
17 PT. Bank Century 095
18 PT. Bank Mayapada International, Tbk 097
19 PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk 145
20 PT. Bank Swadesi, Tbk 146
21 PT. Bank Muamalat Indonesia 147
22 PT. Bank Mestika Dharma 151
23 PT. Bank Metro Ekspres 152
24 PT. Bank Shinta Indonesia 153
25 PT. Bank Maspion Indonesia 157
26 PT. Bank Hagakita 159
27 PT. Bank Ganesha 161
28 PT. Bank Windu Kentjana 162
29 PT. Halim Indonesia Bank 164
30 PT. Bank Harmoni International 166
31 PT. Bank Kesawan, Tbk 167
32 PT. Bank Hs 1906 212
33 PT. B.T. Pensiunan Nasional 213
34 PT. Bank Swaguna 405
35 PT. Bank Djasa Arta 422
36 PT. Bank Mega, Tbk 426
37 PT. Bank Bukopin 441
38 PT. Bank Syariah Mandiri 451
39 PT. Bank Bisnis Internasional 459
40 PT. Bank Sri Partha 466
41 PT. Bank Jasa Jakarta 472
42 PT. Bank Bintang Manunggal 484
43 PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk 485
44 PT. Bank Yudha Bhakti 490
45 PT. Bank Mitraniaga 491
46 PT. Bank Agro Niaga 494
47 PT. Bank Indomonex 498
48 PT. Bank Royal Indonesia 501
49 PT. Alfindo Sejahtera Bank 503
50 PT. Bank Mega Syariah Indonesia 506
51 PT. Bank Ina Perdana 513
52 PT. Bank Harfa 517
53 PT. Prima Master Bank 520
54 PT. Bank Persyarikatan Indonesia 521
55 PT. Dipo International Bank 523
56 PT. Bank Akita 525
57 PT. Liman International Bank 526
58 PT. Anglomas Internasional Bank 531
59 PT. Bank Kesejahteraan Ekonomi 535
60 PT. Bank Uib 536
61 PT. Bank Artos Indonesia 542
62 PT. Bank Purba Danarta 547
63 PT. Bank Multi Arta Sentosa 548
64 PT. Bank Mayora 553
65 PT. Bank Index Selindo 555
66 PT. Bank Eksekutif Internasional, Tbk 558
67 PT. Centratama Nasional Bank 559
68 PT. Bank Fama Internasional 562
69 PT. Bank Sinar Harapan Bali 564
70 PT. Bank Victoria International, Tbk 566
71 PT. Bank Harda Internasional 567

III. Bank Asing
1 PT. American Express Bank Ltd. 030
2 PT. Citibank, N.A 031
3 Jp Morgan Chase Bank 032
4 Bank Of America Nat.Association 033
5 Bangkok Bank Ltd. 040
6 The Hongkong & Shanghai Banking Corp 041
7 The Bank Of Tokyo-Mitsubishi Ltd 042
8 Standard Chartered Bank 050
9 Algemene Bank Nederland Amro Bank 052
10 Deutsche Bank Ag. 067
11 Bank Of China 069

IV. Bank Campuran
1 PT. Multinational Finance Corp. 036
2 PT. Inter Pacific Bank 037
3 PT. Bank Sumitomo Mitsui 045
4 PT. Bank Dbs Indonesia 046
5 PT. Bank Resona Perdania 047
6 PT. Bank Mizuho Indonesia 048
7 PT. Bank Ufj Indonesia 049
8 PT. Bank Capital Indonesia 054
9 PT. Bank Bnp Paribas 057
10 PT. Bank Uob Indonesia 058
11 PT. Korea Exchange Bank Danamon 059
12 PT. Rabo Bank Duta Indonesia 060
13 PT. Anz Panin Bank 061
14 PT. Bank Woori Indonesia 068
15 PT. Bank Finconesia 945
16 PT. Maybank Indocorp 947
17 PT. Bank Ocbc Indonesia 948
18 PT. Bank Chinatrust Indonesia 949
19 PT. Bank Commonwealth 950

V. Bank Pemerintah Daerah
1 B.P.D. Jawa Barat 110
2 B.P.D. Jakarta Raya 111
3 B.P.D. Yogyakarta 112
4 B.P.D. Jawa Tengah 113
5 B.P.D. Jawa Timur 114
6 B.P.D. Jambi 115
7 B.P.D. Aceh 116
8 B.P.D. Sumatera Utara 117
9 B.P.D. Sumatera Barat 118
10 B.P.D. Riau 119
11 B.P.D. Sumatera Selatan 120
12 B.P.D. Lampung 121
13 B.P.D. Kalimantan Selatan 122
14 B.P.D. Kalimantan Barat 123
15 B.P.D. Kalimantan Timur 124
16 B.P.D. Kalimantan Tengah 125
17 B.P.D. Sulawesi Selatan 126
18 B.P.D. Sulawesi Utara 127
19 B.P.D. Nusa Tenggara Barat 128
20 B.P.D. Bali 129
21 B.P.D. Nusa Tenggara Timur 130
22 B.P.D. Maluku 131
23 B.P.D. Irian Jaya 132
24 B.P.D. Bengkulu 133
25 B.P.D. Sulawesi Tengah 134
26 B.P.D. Sulawesi Tenggara 135

VI. Bank Perkreditan Rakyat (Bpr)
1. Bpr Konvensional 600
2. Bpr Syariah 601
B Sandi Bank Lainnya Di Luar Indonesia
1. Bank Sentral Negara Asing 793
2. Bank Lainnya Di Luar Indonesia

I. Prime Bank
- Terkait Dengan Bank 794
- Tidak Terkait Dengan Bank 795

II. Non - Prime Bank
- Terkait Dengan Bank 796
- Tidak Terkait Dengan Bank 797